1 Professor = 1 Perampok

Pemilihan Legislatif telah berlalu, namun tak sedikit caleg dari kalangan artis terpilih dan mewakilinya dapilnya, tapi apakah mereka benar-benar mampu? mampu menjadi solusi dari pelbagai permasalahan yang ada? Entahlah semoga mereka mampu menangani berbagai masalah yang ada. Dalam menentukan wakil daerah ataupun pemilihan presiden. Indonesia menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya dimana pahamnya dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. Paham inilah yang dianut oleh beberapa negara di benua eropa dan amerika. Amerika Serikat sebagai pengguna demokrasi ini sering mengagung-agungkan sistem ini karena dinilai sistem ini paling adil. Banyak beberapa negara di benua afrika yang kini telah berubah dari paham otoriter ke demokrasi. Hal ini tidak lain karena pengaruh dari negara-negara pengguna sistem demokrasi. Namun suatu sistem pasti ada dampak positif dan buruknya dan apalagi sistem itu buatan manusia. Dalam demokrasi, rakyat menjadi prioritas utama.


Sebagai contoh belum lama ini proses pemilihan legislatif telah digelar dimana masing-masing rakyat memiliki hak untuk memilih para wakilnya di daerah maupun siapa yang akan menjadi presiden kelak. Dalam hal ini dengan menggunakan sistem demokrasi, hak suara semua rakyat sama rata. Namun pernahkah anda membayangkan sistem demokrasi ini benar-benari adil? adil dalam hal sesuai porsinya. Dalam pemilihan umum setiap orang memiliki satu hak sama untuk menentukan pilihannya. Contohnya bisa dibayangkan jika terdapat suara dari 1 perampok dengan 1 professor dalam proses pemilihan umum. Dari contoh tersebut bisa dilihat bahwa cara berpikir antara seorang professor dan perampok pasti berbeda. Lalu masihkah satu suara dimana satu suara yang sama itu baik yang diberikan oleh si professor dan si perampok itu mewakili bagaimana cara berpikir si professor dalam pemilihan tersebut. Jika iya berarti sistem ini secara tidak langsung menyamakan cara berpikir antara si professor dan si perampok. Bagaimanakah jika banyaknya antara si perampok lebih banyak dengan si professor di suatu negara. Masihkah professor itu memiliki suara dalam sistem ini?


Berikan sanggahan, kritkan, dan saran anda
Emoticon Emoticon